Selasa, 01 Oktober 2013

Laporan Karya Tulis Praktikum Tentang Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Kecambah

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU

KARYA ILMIAH DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS  MATA PELAJARAN BIOLOGI
KELAS XII IPA 1 SMA NEGERI 1 KUALA KAPUAS

Oleh
1.     Nama : Devi Ariani Saputri
NIS    : 11567
2.    Nama : Herdy Saputra
NIS    : 11514
3.     Nama : Marleni Nor Jannah
NIS    : 11383
4.    Nama : Mutiara Banjariati S.S
NIS    : 11488
5.    Nama : Tri Agus Maulana
NIS    : 11559

SMA NEGERI 1 KUALA KAPUAS

2013





LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA ILMIAH
Oleh
1.     Nama : Devy Ariani Saputri
NIS    : 11567
2.    Nama : Herdy Saputra
NIS    : 11514
3.     Nama : Marleni Nor Jannah
NIS    : 11383
4.    Nama : Mutiara Banjariaty S.S
NIS    : 11488
5.    Nama : Tri Agus Maulana
NIS    : 11559
Pembimbing I,


Herlenawati, S.Pd
NIP. 19690404 199303 2 006





KATA PENGANTAR
Peneliti mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahnat dan pertolongan-Nya jugalah akhirnya penyusunan karya ilmiah ini dapat diselesaikan pada waktunya. Karya ilmiah ini diberi judul Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau”. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka melaksanakan tugas karya ilmiah pelajaran biologi.
Penelitian ilmiah pelajaran biologi dilaksanakan sebagai syarat tugas mata pelajaran biologi. Dengan prinsip bukan ingin meniru maupun menjiplak suatu penelitian yang sudah ditemukan oleh ahlinya tetapi peneliti ingin melaksanakan tugas yang telah diberikan sebagai syarat memenuhi kompetensi mata pelajaran biologi pada bab pertama.
Kegiatan penelitian dan penulisan ini melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan untuk itu ucapan terima kasih dihaturkan kepada :
1.      Bapak Drs. Andung, M. Pd., sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kuala Kapuas.
2.      Ibu Herlenawati, S. Pd., sebagai Guru Pembimbing yang memberikan petunjuk dan arah penelitian.
3.      Devy Ariani Saputri, Herdy Saputra, Marleni Nor Jannah, Mutiara Banjariaty Sundari Syahputri, Tri Agus Maulana sebagai teman seperjuangan dalam melaksakan tugas yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna sehingga diharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua pihak. Semoga karya ilmiah sederhana ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
 Demikianlah semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk kehidupan sehari-hari.
Kuala Kapuas, September 2013

Penulis





DAFTAR ISI
                       
HALAMAN JUDUL.............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL................................................................................................. vii
DAFTAR GRAFIK.............................................................................................. viii
ABSTRAK............................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1                   LATAR BELAKANG................................................................... 1
1.2                   RUMUSAN MASALAH............................................................... 2
1.3                   BATASAN MASALAH................................................................ 2
1.4                   TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN.................................. 2
1.5                   METODE PENELITIAN............................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4
2.1                   LANDASAN TEORI..................................................................... 4
2.1.1             PENGERTIAN............................................................................... 4
2.1.1.1       PENGERTIAN PERTUMBUHAN............................................... 4
2.1.1.2       PENGERTIAN PERKECAMBAHAN......................................... 5
2.1.2             FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI....................... 6
2.1.2.1       FAKTOR EKSTERNAL............................................................... 6
2.1.2.2       FAKTOR INTERNAL................................................................... 8
2.1.3             KLASIFIKASI JENIS BIJI.......................................................... 10
                     2.1.3.1     KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L.)...................... 10
2.2.                 HIPOTESA PENELITIAN........................................................... 11
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 12
3.1                   VARIABEL PENGLIHATAN.................................................... 12
3.2                   TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN..................................... 12
                    3.1.1.          TEMPAT PENELITIAN............................................................... 12
                    3.1.2.          JADWAL PENELITIAN.............................................................. 12
3.3                   BAHAN DAN ALAT PENELITIAN.......................................... 13
3.4                   METODE PENELITIAN.............................................................. 13
3.5                   TEKNIK PENELITIAN............................................................... 14
3.5.1.           TEKNIK PENGUMPULAN DATA............................................ 14
3.6                   HASIL DATA............................................................................... 14
3.6.1             GRAFIK........................................................................................ 14
3.7                   ANALISIS DATA........................................................................ 14
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 16
4.1.                 HASIL PENELITIAN.................................................................. 16
BAB V PENUTUP............................................................................................... 18
5.1                   KESIMPULAN............................................................................. 18
5.2                   SARAN......................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA








DAFTAR GAMBAR


Nama
Halaman
Gambar 2.1
Kacang Hijau
10



















DAFTAR TABEL


Nama
Halaman
Gambar 3.2.2
Jadwal Penelitian
13



















DAFTAR GRAFIK


Nama
Halaman
Gambar 3.6.1
Pertumbuhan Kecambah
14




ABSTRAK
Devy Ariani Saputri; Herdy Saputra; Marleni Nor Jannah; Mutiara Banjariaty Sundari Syahputri; Tri Agus Maulana. 2013. Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari terhadap Pertumbuhan Kecambah. Karya Tulis, SMA Negeri 1 Kuala Kapuas. Pembimbing Herlenawati, S. Pd.

Kata kunci: pertumbuhan kecambah, intensitas cahaya matahari, kacang hijau

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan kecambah.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui studi kepustakaan dan metode eksperimen.

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan kecambah.






BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Pertumbuhan adalah proses fisiologis yang ditandai dengan bertambahnya jumlah sel dan bertambahnya volume sel yang bersifat irreversible (tidak dapat mengecil kembali). Pada tumbuhan bersel  1 terjadi penambahan besar sel, sedangkan pada tumbuhan multiseluler terjadi pembesaran sel maupun penambahan ukuran sel. Pada proses perkecambahan, ada 2 tipe perkecamabahan; Epigeal ( perkecambahan dimana kotiledon berada di atas tanah) dan Hipogeal (kotiledon tetap berada di dalam tanah).
Perkembangan adalah proses pada tubuh mencapai kedewasaan atau maturitas. Maturitas tidak dapat diukur secara kuantitatif namun bisa dilihat dari cirri-cirinya, contohnya Spermatophyta bila sudah berbunga.
Pertumbuhan dan perkecambahan pada tumbuhan biji dimulai dengan perkecambahan. Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari dalam biji).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dibedakan atas faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternal merupakan faktor dari luar yang meliputi, yaitu; makanan, air, suhu, kelembapan, dan cahaya. Faktor internal merupakan faktor dari dalam yang meliputi, yaitu; gen dan hormon.
Dari latar belakang diatas kami ingin mengadakan penelitian adakah pengaruh intensitas cahaya matahari pada pertumbuhan biji kacang hijau.

1.2  Rumusan Masalah
Adakah pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan biji kacang hijau?

1.3  Batasan Masalah
Dalam karya ilmiah ini pembahasannya dibatasi pada perancangan pembuatan media perkecambahan dan penelitian pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.

1.4  Tujuan dan Manfaat Penulisan
a.       Tujuan Penulisan
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah mengetahui adanya pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.
b.      Manfaat Penulisan
Manfaat dari karya ilmiah ini adalah menambah wawasan untuk penulis dan pembaca mengenai peroses perkecambahan dan beberapa aspek yang dapat mempengaruhi pertumbuhan kecambah.

1.5  Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara bagaimana data dan informasi dari tiap variabel yang diteliti itu diperoleh, dijaring atau didapatkan oleh peneliti. Metode penelitian yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui studi kepustakaan dan metode eksperimen. Metode deskriftif melalui studi kepustakaan adalah metode penelitian yang pengambilan data-datanya berdasarkan beberapa referensi yang ada. Metode ini kami pilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin kami capai, yakni untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kecambah. Sedangkan metode eksperimen adalah metode penelitian yang mengambil data-datanya berdasarkan beberapa penelitian sehingga sering kali metode ini akan menghasilkan data yang cukup signifikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1                   Landasan Teori
2.1.1             Pengertian
2.1.1.1       Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah peristiwa bertambahnya ukuran (di antaranya volume, massa, dan tinggi) pada makhluk hidup. Contoh pertumbuhan tinggi batang dan jumlah daun. Pertumbuhan ini bersifat irreversible (tidak dapat balik).
Pertumbuhan tumbuhan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan mitosis pada jaringan yang bersifat meristematis. Contoh pada ujung batang.[1]

Syarat pertumbuhan pada tumbuhan, yaitu;
1.              CO2 dan air
Keduanya merupakan bahan baku untuk pembentukan makanan melalui peristiwa fotosintesis. Makanan yang terbentuk merupakan sumber energi untuk berbagai aktifitas kehidupan.
2.              Cahaya
Untuk terjadinya peristiwa fotosintesis, selain CO2 dan air, cahaya (cahaya sinar matahari) merupakan syarat mutlak supaya fotosintesis bisa berlangsung. Ketersediaan makanan akan berpengaruh terhadap pertumbuhan.
3.              Suhu
Tumbuhan tidak dapat mengadakan pertumbuhan bila suhu terlalu rendah atau terlalu tinggi. Suhu sangat berpengaruh terhadap aktivitas kehidupan, seperti transpirasi (penguapan), fotosintesis serta respirasi.
4.              Mineral
Untuk mendukung proses pertumbuhan, tumbuhan memerlukan unsur-unsur mineral yang diambil dari lingkunga, seperti; Nitrogen, Phosphor, Kalium.
5.              Habitat (tempat hidup)
Tempat hidup yang ideal bagi tumbuhan adalah tempat hidup yang mampu menyediakan segala kebutuhan dasar untuk hidup seperti CO2, air, suhu, mineral, serta cahaya matahari sehingga memberikan kesempatan bagi tumbuhan untuk tumbuh maksimal.

2.1.1.2       Pengertian Perkecambahan
Perkecambahan merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Perubahan embrio saat perkecambahan umumnya adalah radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar, selanjutnya plamula tumbuh berkembang menjadi batang dan daun.[2]
Berdasarkan letak kotiledon pada saat berkecambah, dikenal dua macam tipe perkecambahan, yaitu hipogeal dan epigeal.[3]
a.  Perkecambahan Hipogeal
Pada perkecambahan hipogeal, terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah. Kotiledon tetap berada di dalam tanah. Perkecambahan hypogeal terjadi misalnya pada kacang kapri dan jagung.
b.  Perkecambahan Epigeal
Pada perkecambahan epigeal, hipokotil memanjang, akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Pada perkembangan epigeal, kotiledon berada di atas tanah. Perkecambahan epigeal terjadi misalnya pada kacang hijau dan jarak.

2.1.2             Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dibedakan atas faktor eksternal dan faktor internal.[4]

2.1.2.1       Faktor Eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan adalah makanan, air, suhu, kelembapan, oksigen, dan cahaya.[5]
a.       Makanan
Makanan adalah sumber energi dan sumber energi untuk menyintesis berbagai komponen sel. Nutrien yang dibutuhkan tumbuhan bukan hanya karbon dioksida dan air, tetapi juga unsur-unsur lainnya. karbon dioksida diabsorpsi oleh daun, sedangkan air dan mineral diserap oleh akar.
Jika suatu tumbuhan kekurangan sebagian nutrisi, maka tumbuhan itu disebut mengalami defisiensi. Defisiensi mengakibatkan pertumbuhan terganggu dan jika berkelanjutan akan menyebabkan kematian.


b.      Air
Air termasuk senyawa utama yang dibutuhkan tumbuhan. Air berfungsi anatara lain untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik, menjaga kelembapan, dan membantu perkecambahan biji.
c.       Suhu
suhu berpengaruh terhadap kerja enzim, sehingga suhu juga berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan. Perubahan suhu dapat mempengaruhi pertumbuhan yang meliputi reproduksi, fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses tersebut.
d.      Kelembapan
Pengaruh kelembapan udara berbeda-beda terhadap berbagai tumbuhan. Tanah dan udara yang lembap berpengaruh baik bagi pertumbuhan. Kondisi lembap menyebabkan banyak air yang diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi tersebut mendukung aktivitas pemanjangan sel-sel. Dengan demikian, sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum sehingga tumbuhan bertambah besar.
e.       Cahaya
Cahaya berperan penting dalam proses fotosintesi. Tanpa adanya cahaya tumbuhan tidak dapat menghasilkan makanan. Cahaya juga mempengaruhi pertumbuhan suatu tumbuhan. Meskipun demikian, intensitas cahaya yang diterima oleh tumbuhan tidak boleh berlebihan atau kurang. Cahaya yang berlebihan dapat merusak auksin dan klorofil. Akibatnya, pertumbuhan pada tanaman menjadi terhambat. Sebaliknya, tanaman yang kekurangan cahaya dapat mengalami etiolasi yaitu peristiwa pertumbuhan tanaman yang amat cepat di tempat gelap. 




2.1.2.2       Faktor Internal
Pertumbuhan juga dipengaruhi oleh faktor internal, misalnya gen dan hormon.
a.       Gen
Di dalam gen terkandung faktor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada keturunanya. Selain itu, gen juga berfungsi untuk mengontrol reaksi kimia di dalam sel, misalnya sintesis protein. Pembentukan protein yang merupakan bagian dasar penyusun tubuh tumbuhan,dikendalikan oleh gen secara langsung.[6]
b.      Hormon
Hormon ialah regulator pertumbuhan yang sangat esensial yang dibuat pada satu bagian tumbuhan, sedangkan respons pertumbuhan terhadap hormon terjadi di bagian tumbuhan lainnya, misalnya di akar, batang, dan daun. Hormon tumbuhan yang telah dikenal antara lain auksin, sitokinin, dan giberelin.[7]
1)      Auksin
Auksin adalah hormon pertumbuhan yang berperan sebagai pengatur pembesaran sel dan memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristim ujung.
2)      Sitokinin
Sitokinin adalah hormon yang bersama dengan auksin memengaruhi pembelahan sel (sitokinesis).
3)      Giberelin
Giberelin mempengaruhi pemanjangan batang, giberelin juga mempengaruhi perkecambahan, serta pertumbuhan dan perkembangan pada akar, daun, bunga, dan buah.



c.       Tingkat kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio belum sempurna (Sutopo, 2002). Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologis atau masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum, daya tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979).[8]
d.     Ukuran benih
Benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo, 2002).[9]
e.       Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu dan cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002).[10]
f.       Penghambat perkecambahan
Menurut Kuswanto (1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju respirasi.[11]

2.1.3             Klasifikasi Jenis Biji
  2.1.3.1     Kacang Hijau (Phaseolusn Radiatus L.)
Kingdom  : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom         : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi          : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi        : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas         : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo                     : Fabales
Famili        : Fabaceae (suku polong-polongan)
Gambar 2.1
Genus       : Phaseolus
   Spesies   : Phaseolus radiatus L.
Perkecambahan biji kacang hijau termasuk dalam perkecambahan di atas tanah (epygaeis), karena terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga sehingga daun lembaga terangkat ke atas dan muncul di atas pernukaan tanah.[12]
Asal dan persebaran geografis kacang hijau berasal dari India atau daerah Indo-Burma di mana kacang ini telah ditanam sejak beberapa ribu tahu lalu. Kacang ini tersebar pada awal zaman ke hampir semua Negara-Negara Asia, dan baru-baru ini ke lain benua. Kendati kacang ini telah tersebar luas, kacang hijau tidak pernah menjadi suatu hasil panen komersil utama di luar Asia. Di Asia Tenggara, kacang hijau tergolong merupakan kacang terpenting.
          Kacang hijau merupakan tumbuhan berhari pendek. Kacang hijau merupakan tanaman yang tumbuh baik di dalam rata-rata rentang suhu sekitar 20 - 40 ° C, suhu optimum antara 28 - 30 ° C. Oleh karena itu, tanaman ini dapat tumbuh di musim panas dan subtropis dan pada ketinggian 2000 m di atas permukaan laut pada daerah tropis. Tanaman ini sangat peka pada kondisi air yang berlebihan, tetapi dapat bertahan terhadap tekanan kekeringan dengan relatif baik. Kacang hijau dapat tumbuh pada daerah dengan curah hujan sekitar 200 - 300 mm3/tahun. Pertumbuhan terbaik tanaman ini pada tanah liat berdrainasi baik atau tanah liat berpasir, dengan pH 5,5 – 7,0, (Anonim, 2011).
2.2                   Hipotesa
Ada pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.


[1] Istamar Syamsuri, dkk, Biologi Untuk SMA Kelas XII Semester 1 (Malang: Erlangga, 2007), hal. 2
[2] Istamar Syamsuri, dkk, Biologi Untuk SMA Kelas XII Semester 1 (Malang: Erlangga, 2007), hal. 3
[3] Istamar Syamsuri, dkk, Biologi Untuk SMA Kelas XII Semester 1 (Malang: Erlangga, 2007), hal. 3
[4] Bambang Suteng, dkk, Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII (Jakarta: Erlangga, 2012), hal.14-15
[5] Bambang Suteng, dkk, Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII (Jakarta: Erlangga, 2012), hal.14-15
[6] Bambang Suteng, dkk, Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII (Jakarta: Erlangga, 2012), hal.17
[7] Diah Aryulina, dkk, Biologi SMA dan MA untuk Kelas XII (Jakarta: Esis, 2007), hal.9-11
[8] Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Benih, “http://www.irwantoshut.net/seed_viability_factor.html” (akses 1 September 2013)
[9] Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Benih, “http://www.irwantoshut.net/seed_viability_factor.html” (akses 1 September 2013)

[10]Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Benih, “http://www.irwantoshut.net/seed_viability_factor.html” (akses 1 September 2013)
[11] Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Benih, “http://www.irwantoshut.net/seed_viability_factor.html” (akses 1 September 2013)
[12] Perkecambahan (praktikum Mortum VII) “http://rieckamissziiph.blogspot.com/2012/03/perkecambahan-praktikum-mortum-vii.html” (akses 1 September 2013)


                                              BAB III                                  
METODOLOGI PENELITIAN
3.1                  Variabel Penglihatan
Pada penelitian ini peneliti memilih beberapa variabel sebagai bahan penelitian sebagai berikut:
1)            Variabel bebas        : intensitas cahaya matahari
2)            Variabel terikat      : pertumbuhan kecambah
3)            Variabel kontrol     : jenis tanah, air, dan jenis biji.
3.2                  Tempat dan Waktu Penelitian
3.2.1.         Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Kota Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah. Pemilihan lokasi di lakukan dengan pertimbangan bahwa peneliti berada di lokasi yang sama dengan lokasi penelitian sehingga memudahkan penelitian dan dapat memanfaatkan waktu penelitian yang terbatas dan sebaik-baiknya.
3.2.2.         Jadwal Penelitian
Penelitian ini dijadwalkan berlangsung selama 9 hari, yaitu dari tanggal 22 sampai 30 Agustus 2013 dengan tahap-tahap sebagai berikut:

Tabel Jadwal Penelitian
No
Kegiatan
Hari ke-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
Persiapan









2
Penyusunan Proposal









3
Seminar Proposal









4
Penelitian









5
Penyusunan Karya Ilmiah & Konsultasi









6
Presentasi Karya Ilmiah










3.3                  Bahan dan Alat Penelitian
Bahan dan alat penelitian yang kami gunakan adalah kertas, buku panduan, buku catatan, alat-alat tulis yang diperlukan, modem, laptop, dan beberapa alat sebagai alat eksperimen.
3.4                  Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara bagaimana data dan informasi dari tiap variabel yang diteliti itu diperoleh, dijaring atau didapatkan oleh peneliti. Metode penelitian yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui studi kepustakaan dan metode eksperimen. Metode deskriftif melalui studi kepustakaan adalah metode penelitian yang pengambilan data-datanya berdasarkan beberapa referensi yang ada. Metode ini kami pilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin kami capai, yakni untuk memperoleh informasi mengenai azas Bernoulli. Sedangkan metode eksperimen adalah metode penelitian yang mengambil data-datanya berdasarkan beberapa penelitian sehingga sering kali metode ini akan menghasilkan data yang cukup signifikan.
3.5                  Teknik Penelitian
3.5.1           Teknik Pengumpulan Data
Data adalah keterangan mengenai variabel penelitian yang diperoleh dari studi pustaka maupun eksperimen. Bentuk tunggal dari data ialah datum.
Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan dalam menjawab permasalahan yang telah dirumuskan dalam penelitian ini, maka data yang dikumpulkan adalah melalui studi kepustakaan dan eksperimen.

3.6                  Hasil Data
3.6.1           Grafik
3.7.                 Analisis Data
Dari grafik di atas kecambah biji kacang hijau di tempat gelap mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dari biji kacang hijau di tempat terang. Pada hari pertama tinggi rata-rata kecambah kacang hijau di tempat gelap adalah 1,5 cm hingga hari ketujuh mencapai tinggi 28,1 cm.
Sedangkan pada biji kacang hijau di tempat terang pad hari pertama memiliki tinggi rata-rata adalah 1 hingga hari ketujuh mencapai tinggi 16 cm.
                                              BAB IV              
PEMBAHASAN

4.1.            Hasil Penelitian
Intensitas cahaya matahari ternyata mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau. Kacang hijau di tempat gelap mengalami pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan biji kacang hijau di tempat terang .
Menurut data hasil penelitian, proses pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau khususnya dari waktu ke waktu mengalami perubahan tumbuh tanaman apabila dilihat dari bertambahnya tinggi, jumlah daun, dan keadaan tumbuhan biji kacang hijau. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman tersebut dipengaruhi oleh faktor dari luar maupun dari dalam. Faktor dari dalam berupa hormon sedang faktor dari luar yaitu gen, cahaya matahari, suhu udara, kelembaban udara, tanah, nutrisi dan air.
Kecambah yang disinari matahari pertumbuhannya akan terhambat karena adanya kepekaan hormon auksin yang peka terhadap matahari sedangkan kecambah yang tidak disinari matahari pertumbuhannya akan sangat cepat dikarenakan oleh kerja hormon auksin yang tidak dipengaruhi oleh matahari. Untuk kecambah yang diletakkan di tempat gelap pertumbuhan tanamannya sangat cepat. Selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman kecambah yang diletakkan ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan kecambah yang diletakkan ditempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin dihambat sinar matahari, dimana matahari juga membantu kecambah mengalami fotosintesis.BAB V
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan kecambah.
B.     Saran
1.      Diharapkan untuk mengembangkan lagi karya tulis ini agar dapat mempermudah dalam penjelasannya.
2.      Untuk percobaan awal gunakan barang-barang bekas di sekitar Anda seperti botol bekas untuk menghemat biaya dan untuk mengurangi limbah plastik.
3.      Jangan putus asa jika awal dari percobaan itu gagal, ingat awal kesuksesan adalah kegagalan. Maka jika terus mencoba pasti suatu saat akan ada akhir keberhasilannya.
4.      Jika telah berhasil dalam melakukan penelitian jangan berhenti untuk selalu menggali akan kelebihan dari berbagai keadaan alam disekitar kita.

DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri, Istamar., dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XII Semester 1. Malang: Erlangga.
Suteng, Bambang., dkk. 2012. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Aryulina, Diah., dkk. 2007. Biologi SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta:  Esis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar