PENGARUH INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU
KARYA ILMIAH DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS
MATA PELAJARAN BIOLOGI
KELAS XII IPA 1 SMA NEGERI 1 KUALA KAPUAS
Oleh
1. Nama
: Devi Ariani Saputri
NIS : 11567
|
2. Nama
: Herdy Saputra
NIS : 11514
|
3. Nama
: Marleni Nor Jannah
NIS : 11383
|
4. Nama
: Mutiara Banjariati S.S
NIS : 11488
|
5. Nama : Tri Agus Maulana
NIS : 11559
|
SMA NEGERI 1 KUALA KAPUAS
2013
LEMBAR
PERSETUJUAN
KARYA ILMIAH
Oleh
1. Nama
: Devy Ariani Saputri
NIS : 11567
|
2. Nama
: Herdy Saputra
NIS : 11514
|
3. Nama
: Marleni Nor Jannah
NIS : 11383
|
4. Nama
: Mutiara Banjariaty S.S
NIS : 11488
|
5. Nama : Tri Agus Maulana
NIS : 11559
|
Pembimbing
I,
Herlenawati, S.Pd
NIP. 19690404 199303 2 006
KATA PENGANTAR
Peneliti
mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahnat dan pertolongan-Nya jugalah akhirnya penyusunan karya ilmiah ini dapat
diselesaikan pada waktunya. Karya
ilmiah ini diberi judul “Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap
Pertumbuhan Biji Kacang Hijau”. Penelitian ini dilaksanakan dalam
rangka melaksanakan tugas karya ilmiah pelajaran biologi.
Penelitian
ilmiah pelajaran biologi dilaksanakan sebagai syarat tugas mata pelajaran
biologi. Dengan prinsip bukan ingin meniru maupun menjiplak suatu penelitian
yang sudah ditemukan oleh ahlinya tetapi peneliti ingin melaksanakan tugas yang
telah diberikan sebagai syarat memenuhi kompetensi mata pelajaran biologi pada
bab pertama.
Kegiatan
penelitian dan penulisan ini melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan
untuk itu ucapan terima kasih dihaturkan kepada :
1.
Bapak Drs. Andung, M. Pd., sebagai
Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kuala Kapuas.
2.
Ibu Herlenawati, S. Pd., sebagai Guru
Pembimbing yang memberikan petunjuk dan arah penelitian.
3.
Devy Ariani Saputri, Herdy Saputra, Marleni
Nor Jannah, Mutiara Banjariaty Sundari Syahputri, Tri Agus Maulana sebagai
teman seperjuangan dalam melaksakan tugas yang diberikan.
Penulis
menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna sehingga diharapkan kritik
dan saran perbaikan dari semua pihak. Semoga karya ilmiah sederhana ini dapat
memberikan manfaat yang besar bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
Demikianlah semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi
pembaca untuk kehidupan sehari-hari.
Kuala Kapuas, September 2013
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL.............................................................................................. i
LEMBAR
PENGESAHAN................................................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................ vi
DAFTAR
TABEL................................................................................................. vii
DAFTAR
GRAFIK.............................................................................................. viii
ABSTRAK............................................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................... 1
1.1
LATAR BELAKANG................................................................... 1
1.2
RUMUSAN MASALAH............................................................... 2
1.3
BATASAN MASALAH................................................................ 2
1.4
TUJUAN DAN MANFAAT
PENULISAN.................................. 2
1.5
METODE PENELITIAN............................................................... 2
BAB
II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 4
2.1
LANDASAN TEORI..................................................................... 4
2.1.1
PENGERTIAN............................................................................... 4
2.1.1.1 PENGERTIAN PERTUMBUHAN............................................... 4
2.1.1.2 PENGERTIAN PERKECAMBAHAN......................................... 5
2.1.2
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI....................... 6
2.1.2.1
FAKTOR EKSTERNAL............................................................... 6
2.1.2.2
FAKTOR INTERNAL................................................................... 8
2.1.3
KLASIFIKASI JENIS
BIJI.......................................................... 10
2.1.3.1
KACANG HIJAU (PHASEOLUS RADIATUS L.)...................... 10
2.2.
HIPOTESA PENELITIAN........................................................... 11
BAB
III METODOLOGI PENELITIAN............................................................ 12
3.1
VARIABEL PENGLIHATAN.................................................... 12
3.2
TEMPAT DAN WAKTU
PENELITIAN..................................... 12
3.1.1.
TEMPAT PENELITIAN............................................................... 12
3.1.2.
JADWAL PENELITIAN.............................................................. 12
3.3
BAHAN DAN ALAT
PENELITIAN.......................................... 13
3.4
METODE PENELITIAN.............................................................. 13
3.5
TEKNIK PENELITIAN............................................................... 14
3.5.1.
TEKNIK PENGUMPULAN
DATA............................................ 14
3.6
HASIL DATA............................................................................... 14
3.6.1
GRAFIK........................................................................................ 14
3.7
ANALISIS DATA........................................................................ 14
BAB
IV PEMBAHASAN.................................................................................... 16
4.1.
HASIL PENELITIAN.................................................................. 16
BAB
V PENUTUP............................................................................................... 18
5.1
KESIMPULAN............................................................................. 18
5.2
SARAN......................................................................................... 18
DAFTAR
PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR
|
Nama
|
Halaman
|
Gambar 2.1
|
Kacang Hijau
|
10
|
DAFTAR TABEL
|
Nama
|
Halaman
|
Gambar 3.2.2
|
Jadwal Penelitian
|
13
|
DAFTAR GRAFIK
|
Nama
|
Halaman
|
Gambar 3.6.1
|
Pertumbuhan Kecambah
|
14
|
ABSTRAK
Devy Ariani
Saputri; Herdy Saputra; Marleni Nor Jannah; Mutiara Banjariaty Sundari
Syahputri; Tri Agus Maulana. 2013. Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari terhadap
Pertumbuhan Kecambah. Karya Tulis, SMA Negeri 1 Kuala Kapuas. Pembimbing Herlenawati,
S. Pd.
Kata kunci: pertumbuhan kecambah, intensitas cahaya
matahari, kacang hijau
Tujuan penelitian
adalah
untuk mengetahui adanya
pengaruh intensitas
cahaya matahari terhadap
pertumbuhan kecambah.
Metode
penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui studi kepustakaan dan
metode eksperimen.
Berdasarkan
hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa ada pengaruh intensitas cahaya
matahari terhadap pertumbuhan kecambah.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertumbuhan
adalah proses fisiologis yang ditandai dengan bertambahnya jumlah sel dan
bertambahnya volume sel yang bersifat irreversible (tidak dapat mengecil
kembali). Pada tumbuhan bersel 1 terjadi
penambahan besar sel, sedangkan pada tumbuhan multiseluler terjadi pembesaran
sel maupun penambahan ukuran sel. Pada proses perkecambahan, ada 2 tipe
perkecamabahan; Epigeal ( perkecambahan dimana kotiledon berada di atas tanah)
dan Hipogeal (kotiledon tetap berada di dalam tanah).
Perkembangan
adalah proses pada tubuh mencapai kedewasaan atau maturitas. Maturitas tidak
dapat diukur secara kuantitatif namun bisa dilihat dari cirri-cirinya,
contohnya Spermatophyta bila sudah berbunga.
Pertumbuhan dan
perkecambahan pada tumbuhan biji dimulai dengan perkecambahan. Perkecambahan
adalah munculnya plantula (tanaman
kecil dari dalam biji).
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dibedakan atas
faktor eksternal dan faktor internal.
Faktor eksternal
merupakan faktor dari luar yang meliputi, yaitu; makanan, air, suhu,
kelembapan, dan cahaya. Faktor internal merupakan faktor dari dalam yang
meliputi, yaitu; gen dan hormon.
Dari latar belakang diatas kami
ingin mengadakan penelitian adakah pengaruh intensitas cahaya matahari pada pertumbuhan
biji kacang hijau.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah pengaruh intensitas cahaya
matahari terhadap pertumbuhan biji kacang hijau?
1.3
Batasan Masalah
Dalam karya ilmiah ini pembahasannya
dibatasi pada perancangan pembuatan media
perkecambahan dan penelitian pengaruh intensitas cahaya matahari terhadap
pertumbuhan biji kacang hijau.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penulisan
a.
Tujuan Penulisan
Tujuan
dari karya ilmiah ini adalah mengetahui adanya pengaruh intensitas cahaya
matahari terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.
b.
Manfaat Penulisan
Manfaat
dari karya ilmiah ini adalah
menambah wawasan untuk penulis dan pembaca mengenai peroses perkecambahan dan beberapa aspek yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan kecambah.
1.5 Metode
Penelitian
Metode
penelitian adalah cara bagaimana data dan informasi dari tiap variabel yang
diteliti itu diperoleh, dijaring atau didapatkan oleh peneliti. Metode
penelitian yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif melalui studi kepustakaan dan metode eksperimen. Metode deskriftif melalui studi kepustakaan adalah metode
penelitian yang pengambilan data-datanya berdasarkan beberapa referensi yang
ada. Metode
ini kami pilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin kami capai,
yakni untuk memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan kecambah. Sedangkan metode eksperimen adalah metode penelitian yang
mengambil data-datanya berdasarkan beberapa penelitian sehingga sering kali
metode ini akan menghasilkan data yang cukup signifikan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Landasan
Teori
2.1.1
Pengertian
2.1.1.1
Pengertian
Pertumbuhan
Pertumbuhan adalah peristiwa bertambahnya ukuran (di
antaranya volume, massa, dan tinggi) pada makhluk hidup. Contoh pertumbuhan
tinggi batang dan jumlah daun. Pertumbuhan ini bersifat irreversible (tidak
dapat balik).
Pertumbuhan tumbuhan terjadi karena adanya
pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan
mitosis pada jaringan yang bersifat meristematis. Contoh pada ujung batang.[1]
Syarat pertumbuhan pada tumbuhan, yaitu;
1.
CO2 dan air
Keduanya merupakan bahan baku untuk pembentukan
makanan melalui peristiwa fotosintesis. Makanan yang terbentuk merupakan sumber
energi untuk berbagai aktifitas kehidupan.
2.
Cahaya
Untuk terjadinya peristiwa fotosintesis, selain CO2
dan air, cahaya (cahaya sinar matahari) merupakan syarat mutlak supaya
fotosintesis bisa berlangsung. Ketersediaan makanan akan berpengaruh terhadap
pertumbuhan.
3.
Suhu
Tumbuhan tidak dapat mengadakan pertumbuhan bila
suhu terlalu rendah atau terlalu tinggi. Suhu sangat berpengaruh terhadap
aktivitas kehidupan, seperti transpirasi (penguapan), fotosintesis serta
respirasi.
4.
Mineral
Untuk mendukung proses pertumbuhan, tumbuhan
memerlukan unsur-unsur mineral yang diambil dari lingkunga, seperti; Nitrogen,
Phosphor, Kalium.
5.
Habitat (tempat hidup)
Tempat hidup yang ideal bagi tumbuhan adalah tempat
hidup yang mampu menyediakan segala kebutuhan dasar untuk hidup seperti CO2,
air, suhu, mineral, serta cahaya matahari sehingga memberikan kesempatan bagi
tumbuhan untuk tumbuh maksimal.
2.1.1.2
Pengertian
Perkecambahan
Perkecambahan
merupakan proses pertumbuhan dan perkembangan embrio. Hasil perkecambahan ini
adalah munculnya tumbuhan kecil dari dalam biji. Perubahan embrio saat
perkecambahan umumnya adalah radikula tumbuh dan berkembang menjadi akar,
selanjutnya plamula tumbuh berkembang menjadi batang dan daun.[2]
Berdasarkan
letak kotiledon pada saat berkecambah, dikenal dua macam tipe perkecambahan,
yaitu hipogeal dan epigeal.[3]
a. Perkecambahan
Hipogeal
Pada perkecambahan hipogeal, terjadi pertumbuhan
memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan
muncul di atas tanah. Kotiledon tetap berada di dalam tanah. Perkecambahan
hypogeal terjadi misalnya pada kacang kapri dan jagung.
b. Perkecambahan
Epigeal
Pada perkecambahan epigeal, hipokotil memanjang,
akibatnya kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Pada perkembangan
epigeal, kotiledon berada di atas tanah. Perkecambahan epigeal terjadi misalnya
pada kacang hijau dan jarak.
2.1.2
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan pada tumbuhan dibedakan atas faktor eksternal dan faktor internal.[4]
2.1.2.1
Faktor
Eksternal
Faktor eksternal
yang mempengaruhi pertumbuhan pada tumbuhan adalah makanan, air, suhu,
kelembapan, oksigen, dan cahaya.[5]
a. Makanan
Makanan adalah sumber energi dan sumber energi untuk
menyintesis berbagai komponen sel. Nutrien yang dibutuhkan tumbuhan bukan hanya
karbon dioksida dan air, tetapi juga unsur-unsur lainnya. karbon dioksida
diabsorpsi oleh daun, sedangkan air dan mineral diserap oleh akar.
Jika suatu tumbuhan kekurangan sebagian nutrisi,
maka tumbuhan itu disebut mengalami defisiensi. Defisiensi mengakibatkan
pertumbuhan terganggu dan jika berkelanjutan akan menyebabkan kematian.
b. Air
Air termasuk senyawa utama yang dibutuhkan tumbuhan.
Air berfungsi anatara lain untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik,
menjaga kelembapan, dan membantu perkecambahan biji.
c. Suhu
suhu berpengaruh terhadap kerja enzim, sehingga suhu
juga berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan. Perubahan suhu dapat mempengaruhi
pertumbuhan yang meliputi reproduksi, fotosintesis, respirasi, dan transpirasi.
Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat proses tersebut.
d. Kelembapan
Pengaruh kelembapan udara berbeda-beda terhadap
berbagai tumbuhan. Tanah dan udara yang lembap berpengaruh baik bagi
pertumbuhan. Kondisi lembap menyebabkan banyak air yang diserap tumbuhan dan
lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi tersebut mendukung aktivitas pemanjangan sel-sel.
Dengan demikian, sel-sel lebih cepat mencapai ukuran maksimum sehingga tumbuhan
bertambah besar.
e. Cahaya
Cahaya
berperan penting dalam proses fotosintesi. Tanpa adanya cahaya tumbuhan tidak
dapat menghasilkan makanan. Cahaya juga mempengaruhi pertumbuhan suatu
tumbuhan. Meskipun demikian, intensitas cahaya yang diterima oleh tumbuhan
tidak boleh berlebihan atau kurang. Cahaya yang berlebihan dapat merusak auksin
dan klorofil. Akibatnya, pertumbuhan pada tanaman menjadi terhambat.
Sebaliknya, tanaman yang kekurangan cahaya dapat mengalami etiolasi yaitu
peristiwa pertumbuhan tanaman yang amat cepat di tempat gelap.
2.1.2.2
Faktor
Internal
Pertumbuhan juga
dipengaruhi oleh faktor internal, misalnya gen dan hormon.
a. Gen
Di dalam gen terkandung faktor-faktor sifat
keturunan yang dapat diturunkan pada keturunanya. Selain itu, gen juga
berfungsi untuk mengontrol reaksi kimia di dalam sel, misalnya sintesis
protein. Pembentukan protein yang merupakan bagian dasar penyusun tubuh
tumbuhan,dikendalikan oleh gen secara langsung.[6]
b. Hormon
Hormon ialah regulator pertumbuhan yang sangat
esensial yang dibuat pada satu bagian tumbuhan, sedangkan respons pertumbuhan
terhadap hormon terjadi di bagian tumbuhan lainnya, misalnya di akar, batang,
dan daun. Hormon tumbuhan yang telah dikenal antara lain auksin, sitokinin, dan
giberelin.[7]
1) Auksin
Auksin
adalah hormon pertumbuhan yang berperan sebagai pengatur pembesaran sel dan
memacu pemanjangan sel di daerah belakang meristim ujung.
2) Sitokinin
Sitokinin
adalah hormon yang bersama dengan auksin memengaruhi pembelahan sel
(sitokinesis).
3) Giberelin
Giberelin
mempengaruhi pemanjangan batang, giberelin juga mempengaruhi perkecambahan,
serta pertumbuhan dan perkembangan pada akar, daun, bunga, dan buah.
c. Tingkat
kemasakan benih
Benih yang dipanen sebelum tingkat kemasakan
fisiologisnya tercapai tidak mempunyai viabilitas yang tinggi karena belum
memiliki cadangan makanan yang cukup serta pembentukan embrio belum sempurna
(Sutopo, 2002). Pada umumnya sewaktu kadar air biji menurun dengan cepat
sekitar 20 persen, maka benih tersebut juga telah mencapai masak fisiologis
atau masak fungsional dan pada saat itu benih mencapat berat kering maksimum,
daya tumbuh maksimum (vigor) dan daya kecambah maksimum (viabilitas) atau
dengan kata lain benih mempunyai mutu tertinggi (Kamil, 1979).[8]
d.
Ukuran
benih
Benih yang berukuran
besar dan berat mengandung cadangan makanan yang lebih banyak dibandingkan
dengan yang kecil pada jenis yang sama. Cadangan makanan yang terkandung dalam
jaringan penyimpan digunakan sebagai sumber energi bagi embrio pada saat
perkecambahan (Sutopo, 2002). Berat benih berpengaruh terhadap kecepatan
pertumbuhan dan produksi karena berat benih menentukan besarnya kecambah pada
saat permulaan dan berat tanaman pada saat dipanen (Blackman, dalam Sutopo,
2002).[9]
e. Dormansi
Benih dikatakan dormansi apabila benih tersebut
sebenarnya hidup tetapi tidak berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan yang
secara umum dianggap telah memenuhi persyaratan bagi suatu perkecambahan atau
juga dapat dikatakan dormansi benih menunjukkan suatu keadaan dimana
benih-benih sehat (viabel) namun gagal berkecambah ketika berada dalam kondisi
yang secara normal baik untuk berkecambah, seperti kelembaban yang cukup, suhu
dan cahaya yang sesuai (Lambers 1992, Schmidt 2002).[10]
f.
Penghambat
perkecambahan
Menurut Kuswanto
(1996), penghambat perkecambahan benih dapat berupa kehadiran inhibitor baik
dalam benih maupun di permukaan benih, adanya larutan dengan nilai osmotik yang
tinggi serta bahan yang menghambat lintasan metabolik atau menghambat laju
respirasi.[11]
2.1.3
Klasifikasi
Jenis Biji
2.1.3.1 Kacang Hijau (Phaseolusn Radiatus L.)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super
Divisi : Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Gambar 2.1
|
Spesies :
Phaseolus radiatus L.
Perkecambahan biji kacang hijau termasuk dalam
perkecambahan di atas tanah (epygaeis), karena terjadi pembentangan ruas batang
di bawah daun lembaga sehingga daun lembaga terangkat ke atas dan muncul di
atas pernukaan tanah.[12]
Asal dan persebaran geografis kacang hijau berasal
dari India atau daerah Indo-Burma di mana kacang ini telah ditanam sejak
beberapa ribu tahu lalu. Kacang ini tersebar pada awal zaman ke hampir semua
Negara-Negara Asia, dan baru-baru ini ke lain benua. Kendati kacang ini telah
tersebar luas, kacang hijau tidak pernah menjadi suatu hasil panen komersil
utama di luar Asia. Di Asia Tenggara, kacang hijau tergolong merupakan kacang
terpenting.
Kacang hijau merupakan tumbuhan
berhari pendek. Kacang hijau merupakan tanaman yang tumbuh baik di dalam
rata-rata rentang suhu sekitar 20 - 40 ° C, suhu optimum antara 28 - 30 ° C.
Oleh karena itu, tanaman ini dapat tumbuh di musim panas dan subtropis dan pada
ketinggian 2000 m di atas permukaan laut pada daerah tropis. Tanaman ini sangat
peka pada kondisi air yang berlebihan, tetapi dapat bertahan terhadap tekanan
kekeringan dengan relatif baik. Kacang hijau dapat tumbuh pada daerah dengan
curah hujan sekitar 200 - 300 mm3/tahun. Pertumbuhan terbaik tanaman ini pada
tanah liat berdrainasi baik atau tanah liat berpasir, dengan pH 5,5 – 7,0,
(Anonim, 2011).
2.2
Hipotesa
Ada pengaruh
intensitas cahaya matahari terhadap pertumbuhan biji kacang hijau.
[1]
Istamar Syamsuri, dkk, Biologi Untuk SMA
Kelas XII Semester 1 (Malang: Erlangga, 2007), hal. 2
[2]
Istamar Syamsuri, dkk, Biologi Untuk SMA
Kelas XII Semester 1 (Malang: Erlangga, 2007), hal. 3
[3]
Istamar Syamsuri, dkk, Biologi Untuk SMA
Kelas XII Semester 1 (Malang: Erlangga, 2007), hal. 3
[4]
Bambang Suteng, dkk, Biologi Untuk SMA/MA
Kelas XII (Jakarta: Erlangga, 2012), hal.14-15
[5]
Bambang Suteng, dkk, Biologi Untuk SMA/MA
Kelas XII (Jakarta: Erlangga, 2012), hal.14-15
[6]
Bambang Suteng, dkk, Biologi Untuk SMA/MA
Kelas XII (Jakarta: Erlangga, 2012), hal.17
[7]
Diah Aryulina, dkk, Biologi SMA dan MA
untuk Kelas XII (Jakarta: Esis, 2007),
hal.9-11
[8]
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Benih, “http://www.irwantoshut.net/seed_viability_factor.html”
(akses 1 September 2013)
[9]
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Benih, “http://www.irwantoshut.net/seed_viability_factor.html”
(akses 1 September 2013)
[10]Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Perkecambahan Benih, “http://www.irwantoshut.net/seed_viability_factor.html”
(akses 1 September 2013)
[11]
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkecambahan Benih, “http://www.irwantoshut.net/seed_viability_factor.html”
(akses 1 September 2013)
[12]
Perkecambahan (praktikum Mortum VII) “http://rieckamissziiph.blogspot.com/2012/03/perkecambahan-praktikum-mortum-vii.html”
(akses 1 September 2013)
BAB III
METODOLOGI
PENELITIAN
3.1
Variabel Penglihatan
Pada
penelitian ini peneliti memilih beberapa variabel sebagai bahan penelitian
sebagai berikut:
1)
Variabel bebas : intensitas cahaya matahari
2)
Variabel terikat : pertumbuhan kecambah
3)
Variabel kontrol : jenis tanah, air, dan jenis biji.
3.2
Tempat
dan Waktu Penelitian
3.2.1.
Tempat
Penelitian
Penelitian
dilakukan di Kota Kuala Kapuas, Kalimantan Tengah. Pemilihan lokasi di lakukan
dengan pertimbangan bahwa peneliti berada di lokasi yang sama dengan lokasi
penelitian sehingga memudahkan penelitian dan dapat memanfaatkan waktu
penelitian yang terbatas dan sebaik-baiknya.
3.2.2.
Jadwal
Penelitian
Penelitian
ini dijadwalkan berlangsung selama 9 hari, yaitu dari
tanggal 22 sampai 30 Agustus 2013 dengan tahap-tahap sebagai berikut:
Tabel Jadwal Penelitian
No
|
Kegiatan
|
Hari ke-
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
||
1
|
Persiapan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Penyusunan Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Seminar Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Penyusunan Karya Ilmiah & Konsultasi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Presentasi Karya Ilmiah
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.3
Bahan
dan Alat Penelitian
Bahan
dan alat penelitian yang kami gunakan adalah kertas, buku panduan, buku
catatan, alat-alat tulis yang diperlukan,
modem, laptop, dan beberapa alat sebagai alat eksperimen.
3.4
Metode
Penelitian
Metode
penelitian adalah cara bagaimana data dan informasi dari tiap variabel yang
diteliti itu diperoleh, dijaring atau didapatkan oleh peneliti. Metode
penelitian yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
melalui studi kepustakaan dan metode eksperimen. Metode deskriftif melalui
studi kepustakaan adalah metode penelitian yang pengambilan data-datanya
berdasarkan beberapa referensi yang ada. Metode ini kami pilih karena sesuai
dengan tujuan penelitian yang ingin kami capai, yakni untuk memperoleh
informasi mengenai azas Bernoulli. Sedangkan metode eksperimen adalah metode
penelitian yang mengambil data-datanya berdasarkan beberapa penelitian sehingga
sering kali metode ini akan menghasilkan data yang cukup signifikan.
3.5
Teknik
Penelitian
3.5.1
Teknik
Pengumpulan Data
Data
adalah keterangan mengenai variabel penelitian yang diperoleh dari studi pustaka maupun eksperimen.
Bentuk tunggal dari data ialah datum.
Untuk
mendapatkan data yang dibutuhkan dalam menjawab permasalahan yang telah
dirumuskan dalam penelitian ini, maka data yang dikumpulkan adalah melalui studi kepustakaan dan eksperimen.
3.6
Hasil Data
3.6.1
Grafik
3.7.
Analisis
Data
Dari
grafik di atas kecambah
biji kacang hijau di tempat gelap
mengalami pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan dari biji kacang hijau di tempat terang.
Pada hari pertama tinggi
rata-rata kecambah kacang hijau di tempat
gelap adalah 1,5 cm hingga hari ketujuh mencapai tinggi 28,1 cm.
Sedangkan pada biji kacang hijau di tempat terang pad
hari pertama memiliki tinggi rata-rata adalah 1 hingga hari ketujuh mencapai
tinggi 16 cm.
BAB
IV
PEMBAHASAN
4.1.
Hasil
Penelitian
Intensitas
cahaya matahari ternyata mempengaruhi pertumbuhan biji
kacang hijau. Kacang hijau di tempat gelap mengalami
pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan biji
kacang hijau di tempat terang .
Menurut data hasil penelitian, proses pertumbuhan dan
perkembangan biji kacang hijau khususnya dari waktu ke waktu mengalami
perubahan tumbuh tanaman apabila dilihat dari bertambahnya tinggi, jumlah daun,
dan keadaan tumbuhan biji kacang hijau. Pertumbuhan dan perkembangan tanaman
tersebut dipengaruhi oleh faktor dari luar maupun dari dalam. Faktor dari dalam
berupa hormon sedang faktor dari luar yaitu gen, cahaya matahari, suhu udara,
kelembaban udara, tanah, nutrisi dan air.
Kecambah yang disinari matahari pertumbuhannya akan
terhambat karena adanya kepekaan hormon auksin yang peka terhadap matahari
sedangkan kecambah yang tidak disinari matahari pertumbuhannya akan sangat
cepat dikarenakan oleh kerja hormon auksin yang tidak dipengaruhi oleh
matahari. Untuk kecambah yang diletakkan di tempat gelap pertumbuhan tanamannya
sangat cepat. Selain itu tekstur dari batangnya sangat lemah dan cenderung
warnanya pucat kekuningan. Hal ini disebabkan karena kerja hormon auksin tidak
dihambat oleh sinar matahari. Sedangkan untuk tanaman kecambah yang diletakkan
ditempat yang terang tingkat pertumbuhannya sedikit lebih lambat dibandingkan
dengan kecambah yang diletakkan ditempat gelap, tetapi tekstur batangnya sangat
kuat dan juga warnanya segar kehijauan, hal ini disebabkan karena kerja hormon
auksin dihambat sinar matahari, dimana
matahari juga membantu kecambah mengalami fotosintesis.BAB V
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh intensitas cahaya
matahari terhadap
pertumbuhan kecambah.
B. Saran
1.
Diharapkan
untuk mengembangkan
lagi karya tulis ini agar dapat mempermudah dalam penjelasannya.
2.
Untuk
percobaan awal
gunakan barang-barang bekas di sekitar Anda seperti botol bekas untuk menghemat
biaya dan untuk mengurangi limbah plastik.
3.
Jangan putus asa jika awal dari percobaan
itu gagal, ingat awal kesuksesan adalah kegagalan. Maka jika terus mencoba
pasti suatu saat akan ada akhir keberhasilannya.
4.
Jika telah berhasil dalam melakukan
penelitian jangan berhenti untuk selalu menggali akan kelebihan dari berbagai
keadaan alam disekitar kita.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri, Istamar., dkk. 2007. Biologi Untuk SMA Kelas XII Semester 1. Malang: Erlangga.
Suteng, Bambang., dkk. 2012. Biologi Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Aryulina, Diah., dkk. 2007. Biologi SMA dan MA untuk Kelas XII. Jakarta: Esis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar