Jumat, 13 Desember 2013

Fisiologi Pencernaan

Fisiologi Pencernaan


Fungsi utama sistem pencernaan adalah untuk memindahkan zat gizi atau nutrien, air, dan elektrolit dari makanan yang kita makan ke dalam lingkungan internal tubuh. Dimana dalam proses memindahkan zat tersebut sistem pencernaan melaksanakan 4 proses dasar, yaitu motilitas, digesti, absorpsi dan sekresi.

1. MOTILITAS

Motilitas adalah kontraksi otot yang mencampur dan mendorong isi saluran pencernaan, otot polos di dinding saluran pencernaan secara terus menerus berkontraksi dengan kekuatan rendah yang disebut dengan tonus. Tonus ini sangat penting untuk mempertahankan agar tekanan pada isi saluran pencernaan tetap dan untuk mencegah dinding saluran pencernaan melebar secara permanen setelah mengalami distensi.

Dalam proses motilitas terjadi dua gerakan yaitu gerakan propulsif dan gerakan mencampur. Gerakan propulsif yaitu gerakan mendorong atau memajukan isi saluran pencernaan sehingga berpindah tempat ke segmen berikutnya, dimana gerakan ini pada setiap segmen akan berbeda tingkat kecepatannya sesuai dengan fungsi dari regio saluran pencernaan, contohnya gerakan propulsif yang mendorong makanan melalui esofagus berlangsung cepat karena struktur ini hanya berfungsi sebagai tempat lewat makanan dari mulut ke lambung tapi sebaliknya di usus halus tempat utama berlangsungnya pencernaan dan penyerapan makanan bergerak sangat lambat sehingga tersedia waktu untuk proses penguraian dan penyerapan makanan. Gerakan kedua adalah gerakan mencampur, gerakan ini mempunyai 2 fungsi yaitu mencampur makanan dengan getah pencernaan dan mempermudah penyerapan pada usus.

Yang berperan dalam kedua gerakan ini salah satunya yaitu muskularis eksterna suatu lapisan otot polos utama di saluran pencernaan yang mengelilingi submukosa. Di sebagian besar saluran pencernaan lapisan ini terdiri dari dua bagian yaitu lapisan sirkuler dalam dan lapisan longitudinal luar. Serat-serat lapisan otot polos bagian dalam berjalan sirkuler mengelilingi saluran, kontraksi serat-serat sirkuler ini menyebabkan kontriksi, sedangkan kontraksi serat-serat di lapisan luar yang berjalan secara longitudinal menyebabkan saluran memendek, aktivitas kontraktil lapisan otot polos ini menghasilkan gerakan propulsif dan mencampur.

Selasa, 01 Oktober 2013

Laporan Karya Tulis Praktikum Tentang Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Kecambah

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA MATAHARI TERHADAP PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU

KARYA ILMIAH DI SUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS  MATA PELAJARAN BIOLOGI
KELAS XII IPA 1 SMA NEGERI 1 KUALA KAPUAS

Oleh
1.     Nama : Devi Ariani Saputri
NIS    : 11567
2.    Nama : Herdy Saputra
NIS    : 11514
3.     Nama : Marleni Nor Jannah
NIS    : 11383
4.    Nama : Mutiara Banjariati S.S
NIS    : 11488
5.    Nama : Tri Agus Maulana
NIS    : 11559

SMA NEGERI 1 KUALA KAPUAS

2013





LEMBAR PERSETUJUAN
KARYA ILMIAH
Oleh
1.     Nama : Devy Ariani Saputri
NIS    : 11567
2.    Nama : Herdy Saputra
NIS    : 11514
3.     Nama : Marleni Nor Jannah
NIS    : 11383
4.    Nama : Mutiara Banjariaty S.S
NIS    : 11488
5.    Nama : Tri Agus Maulana
NIS    : 11559
Pembimbing I,


Herlenawati, S.Pd
NIP. 19690404 199303 2 006





KATA PENGANTAR
Peneliti mengucapkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahnat dan pertolongan-Nya jugalah akhirnya penyusunan karya ilmiah ini dapat diselesaikan pada waktunya. Karya ilmiah ini diberi judul Pengaruh Intensitas Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau”. Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka melaksanakan tugas karya ilmiah pelajaran biologi.
Penelitian ilmiah pelajaran biologi dilaksanakan sebagai syarat tugas mata pelajaran biologi. Dengan prinsip bukan ingin meniru maupun menjiplak suatu penelitian yang sudah ditemukan oleh ahlinya tetapi peneliti ingin melaksanakan tugas yang telah diberikan sebagai syarat memenuhi kompetensi mata pelajaran biologi pada bab pertama.
Kegiatan penelitian dan penulisan ini melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan untuk itu ucapan terima kasih dihaturkan kepada :
1.      Bapak Drs. Andung, M. Pd., sebagai Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kuala Kapuas.
2.      Ibu Herlenawati, S. Pd., sebagai Guru Pembimbing yang memberikan petunjuk dan arah penelitian.
3.      Devy Ariani Saputri, Herdy Saputra, Marleni Nor Jannah, Mutiara Banjariaty Sundari Syahputri, Tri Agus Maulana sebagai teman seperjuangan dalam melaksakan tugas yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini jauh dari sempurna sehingga diharapkan kritik dan saran perbaikan dari semua pihak. Semoga karya ilmiah sederhana ini dapat memberikan manfaat yang besar bagi penulis khususnya dan pembaca umumnya.
 Demikianlah semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca untuk kehidupan sehari-hari.
Kuala Kapuas, September 2013

Penulis

Rabu, 21 November 2012

Perjalanan Eritrosit

NAPAK TILAS PERJALANAN ERITROSIT SELAMA 120 HARI

Untuk dapat memahami pembentukan dan perjalanan eritrosit dalam tubuh manusia, maka aku coba mengemasnya melalui sebuah cerita pendek berikut ini… Semoga bisa bermanfaat…!!!


“Tak kusangka, waktuku ternyata tinggal sehari saja. Tugas berat yang selama ini aku emban, terpaksa harus kulepaskan. Yah, akupun sadar mungkin aku memang sudah terlalu tua untuk menjalankan tugas ini.” Ujar sebuah eritrosit tua kepada sahabatnya.
“Yah, begitulah. Memang waktu hidup kita ini sudah ditentukan oleh Sang Pencipta. Kita tidak punya kuasa apa-apa untuk melawan kodrat tersebut. Jadi, jika waktunya hampir tiba, kita hanya bias menunggu dan berpasrah. Betul! Kita tinggal menunggu saja waktu yang tepat bagi ajal untuk datang dan meremukkan badan kita yang bulat, cekung dan tak berinti ini.” Balas sang sahabat dengan tatapan yang teramat sedih.
“Aku setuju dengan pendapatmu. Hanya saja, ku rasa kau tak perlu bersedih seperti itu. Malahan, sebaliknya sekarang ini kita harus merasa bahagia dan bangga. Karena ternyata pengorbanan kita akan tugas yang kita emban selama ini, berdampak baik bagi kesehatan majikan kita. Usaha kita, walaupun hanya 120 hari saja tetapi mendatangkan manfaat yang besar bagi kehidupan majikan kita bukan hanya sekarang tapi juga di masa yang akan datang. Yah, aku berani berkata begitu karena ada buktinya. Majikan kita ini, selalu kelihatan segar dan sehat setiap harinya. Bukan seperti isterinya yang saban hari tampak pucat dan lesu karena kehadiran teman-teman kita untuknya terlampau kurang dari normal. Tetapi, menurutku salah wanita itu juga. Dia yang tak pernah mengundang teman-teman kita. Dia tidak mau makan makanan yang berserat dan yang mengandung vitamin B. Akhirnya, teman-teman kita malas kan untuk datang padanya. Oiya, kembali ke masalah semula, yaitu sekarang kau tak usah bersedih hati lagi. Mari sama-sama kita menyambut ajal itu dengan hati yang gembira dan syukur.” Jelas si eritrosit tua panjang-lebar. Membuat sahabatnya menjadi sangat berkesan dan terharu.
“Aku bangga mempunyai sahabat sepertimu. Disaat-saat menjelang kematianmupun, kau masih memberikan kata-kata penguatan untukku. Terima kasih banyak, sahabat.” Ujar sang sahabat tulus. “Ohya, apa kau pernah mengalami hal-hal sulit selama kau jalani tugasmu ini?” lanjut sang sahabat memberikan pertanyaan. Si eritrosit tua tampak menerawang jauh, memikirkan jawaban yang akan dikeluarkannya.
“Ya! Aku pernah mengalaminya. Waktu itu, ketika aku sedang menjalankan tugas sehari-hariku, yaitu mengangkut oksigen, sambil melewati jembatan kapiler, tiba-tiba saja musuh kita datang menyerang. Kalau aku tak salah ingat, namanya adalah Patogen. Aku sangat terkejut dengan kehadirannya tersebut. Bayangkan saja, dia menyerangku, bahkan hendak membunuhku. Syukurlah, aku cepat-cepat mengeluarkan senjata andalan kita, yaitu radikal bebas yang terdapat dalam hemoglobin. Dan berhasil. Patogenpun tewas seketika. Itulah ceritaku yang sangat berkesan. Apa kau pernah mengalami hal yang sama?” Eritrosit tua bertanya balik kepada sahabatnya. Namun, belum sempat sahabatnya itu menjawab, ‘ajal’ yang mereka perbincangkan tadi datang dan menelannya. Eritrosit tuapun menangis dan berkata lirih pada dirinya sendiri “Inilah waktuku. Dia sudah datang!”
Yah, ajal yang mereka perbincangkan – yang semula ditakutkan oleh sang sahabat dari si eritrosit tua - itu bernama Fagositosis berasal dari daerah Hati dan Limpa. Dimana, di dalam daerah Hati nanti, tubuh – terutama senjata andalan mereka, yaitu hemoglobin para eritrosit tua akan diolah menjadi sesuatu yang bernama bilirubin. Walaupun begitu, para eritrosit tua bukan mati dan hilang begitu saja, namun mereka masih juga memberikan satu-satunya harta yang tersisa dari mereka, yaitu suatu zat yang bernama zat besi. Zat tersebut sangat berharga, karena akan digunakan untuk membentuk eritrosit yang baru.
Para eritrosit tua yang dahulu berwarna merah, yang menandakan keberanian mereka melawan para musuh, kini berubah warna menjadi hijau. Warna sendu yang mengambarkan kesedihan mereka. Sungguh malang nasib para eritrosit yang setia itu dalam masa hidupnya yang sangat singkat!




Suatu pagi, di suatu rumah yang bernama sumsum tulang merah, berlangsung suatu acara meriah yang biasa disebut Eritropoiesis. Acara yang selalu berlangsung setiap 120 hari sekali ini sangat berkesan. Karena, di acara inilah dibentuk para eritrosit muda yang siap menjalankan tugas mereka dan siap menggantikan para eritrosit tua yang sudah tak mampu lagi mengerjakan tugas mereka.
Acara Eritropoiesispun dimulai. Di dalam suatu kamar khusus, sang peracik eritrosit, yang bernama Pluripoten sudah bersiap-siap dengan segala alatnya. Tidak lupa dibantu oleh sang asisten yang bernama Hormon Eritropoietin. Alat dan bahan yang diperlukan pun sudah tersedia dengan apik. Merekapun mulai menjalankan tugas berat ini.
“Ayo, kita mulai sekarang! Jangan sekali-kali berbuat kesalahan! Bisa berdampak buruk bagi kehidupan majikan kita. Siap??!” Tanya Pluripoten. Dan dibalas anggukan oleh sang asisten.
Merekapun mulai meracik bahan yang ada dengan menggunakan alat-alat yang tersedia. Pertama-tama, mereka meracik bahan-bahan yang tersedia, dengan tidak lupa menambahkan zat besi yang didapat dari para eritrosit yang sudah tua dan mati. Hasil racikan pertama ini disebut Proeritroblas. Dengan menggunakan rangsangan yang sesuai, maka akan terbentuk lagi sel-sel baru yang dinamakan Basofil Eritroblas. Sel-sel ini masih memiliki sedikit sekali hemoglobin.
Pada tahap berikutnya, terbentuklah sel-sel baru yang cukup hemoglobinnya dan dinamakan Polikromatofil Eritroblas. Sesudah terjadi reaksi berikutnya, maka akan terbentuklah sel-sel baru yang mengandung lebih banyak hemoglobin dan dinamakan Ortokromatik Eritroblas, dimana warnanya telah berubah menjadi merah.
“Boss, selanjutnya bagaimana kita tahu bahwa sel-sel ini nantinya akan berubah menjadi retikulosit?” Tanya sang asisten di tengah-tengah tugas mereka. “Pertanyaan yang bagus! Kita bisa mengetahui bahwa sel ini telah berkembang menjadi retikulosit adalah dengan melihat sitoplasmanya. Jika sitoplasmanya sudah dipenuhi oleh hemoglobin, sehingga mencapai konsentrasi lebih kurang 34%, nukleus akan memadat sampai ukurannya menjadi lebih kecil dan terdorong dari sel. Nah! Sel-sel inilah yang akan disebut retikulosit. Paham?!” Jelas Pluripoten panjang-lebar. Sang asistespun mengangguk kuat-kuat tanda mengerti.
Pada tahap akhir, retikulosit tadi kemudian berkembang menjadi eritrosit dalam satu sampai dua hari setelah dilepaskan dari rumah sumsum tulang merah. Dan para eritrosit muda inipun bersiap-siap menjalankan tugas mereka selama 120 hari ke depan. Bertarung hidup dan mati demi mengabdikan diri kepada sang majikan!




“Eh, mengapa tubuh kalian para eritrosit harus berwarna merah sih? Mengapa tak bening saja kayak kita para leukosit? Memangnya, beda kalian sama kita itu apaan sih?” Tanya sebuah leukosit kepada sebuah eritrosit, ketika si eritrosit sedang menjalankan tugasnya. Si eritrositpun menghentikan sebentar pekerjaannya dan menjawab “Itu karena para eritrosit memiliki suatu zat yang ada di dalam tubuh yang disebut hemoglobin. Nah! Hemoglobin inilah yang memberikan warna merah pada kulit kita. Selain itu, hemoglobin ini juga yang menyebabkan kita para eritrosit mempunyai pekerjaan penting setiap harinya yaitu mengangkut gas oksigen dan karbon dioksida demi kesehatan majikan kita. Kurang-lebihnya, seperti itulah yang dapat aku jelasin. Selanjutnya, kamu kan bisa sendiri membandingkan dengan kalian para leukosit. Iya nggak?!” Jelas si eritrosit.
“Oh, jadi gitu ya? Emm, aku ngerti sekarang! Makanya pekerjaan kalian itu beda sama kita, ternyata karena hemoglobin itu ya?! Kalau gitu, terima kasih ya, eritrosit. Aku pergi dulu. Aku mau menyelesaikan pekerjaanku. Kamu juga, selamat bekerja ya…” Ujar si leukosit sambil berlalu pergi kembali ke tempatnya.
“Oke…. Sampai jumpa nanti ya… Kamu juga selamat bekerja... Semoga kita semua bisa bekerja sama dengan baik untuk kesehatan majikan kita ini ya…. Dagh…. Dagh…. Kalau ada sesuatu yang mengganjal, tanyakan saja padaku… aku siap membantu!” si eritrosit berseru. Dia sangat senang bisa memberikan penjelasan tentang dirinya bahkan komunitasnya kepada orang yang memang membutuhkan penjelasan, seperti si leukosit tadi. Si eritrosit tadi sangat bahagia.
Setelah memberikan salam perpisahan tadi, si eritrositpun melanjutkan tugasnya kembali. Bekerja sambil bersenandung riang. Tak peduli seberat apapun pekerjaan yang sedang dilaluinya. Ia yakin, bahwa pengorbanannya ini dia lakukan demi kesehatan majikannya. Tak peduli berapa lama lagi waktu yang akan dihabiskannya. Entah itu hanya lima hari, dua hari, bahkan satu hari lagi, ia tak akan peduli. Yang terpenting, selama masa hidupnya yang singkat, yaitu hanya 120 hari saja, ia telah memberikan suatu dampak yang baik bagi majikannya.
Dan bila nanti saatnya akan tiba pula, ia tak peduli. Ia akan terus merasa bahagia seperti sekarang ini dan menyambut ajal bernama Fagositosis itu dengan hati yang ikhlas dan tanpa penyesalan. Bahkan tidak dengan rasa sakit dan sedih sedikitpun. Mungkin, itulah tekad yang ada dalam dirinya sekarang. Sebuah eritrosit yang menjalankan tugas beratnya dalam waktu hidupnya yang singkat, 120 hari saja!

Kamis, 15 November 2012

Bakteri

Bakteri menguntungkan

1.      Bakteri pengurai

Bakteri saprofit menguraikan tumbuhan atau hewan yang mati, serta sisa-sisa atau kotoran organisme. Bakteri tersebut menguraikan protein, karbohidrat dan senyawa organik lain menjadi CO2, gas amoniak, dan senyawa-senyawa lain yang lebih sederhana. Oleh karena itu keberadaan bakteri ini sangat berperan dalam mineralisasi di alam dan dengan cara ini bakteri membersihkan dunia dari sampah-sampah organik.

2.      Bakteri nitrifikasi

Bakteri nitrifikasi adalah bakteri-bakteri tertentu yang mampu menyusun senyawa nitrat dari amoniak yang berlangsung secara aerob di dalam tanah. Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
  • Oksidasi amoniak menjadi nitrit oleh bakteri nitrit. Proses ini dinamakan nitritasi.
  • Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh bakteri nitrat. Prosesnya dinamakan nitratasi.
Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Tetapi sebaliknya di dalam air yang disediakan untuk sumber air minum, nitrat yang berlebihan tidak baik karena akan menyebabkan pertumbuhan ganggang di permukaan air menjadi berlimpah.

3.      Bakteri nitrogen

Bakteri nitrogen adalah bakteri yang mampu mengikat nitrogen bebas dari udara dan mengubahnya menjadi suatu senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan. Karena kemampuannya mengikat nitrogen di udara, bakteri-bakteri tersebut berpengaruh terhadap nilai ekonomi tanah pertanian. Kelompok bakteri ini ada yang hidup bebas maupun simbiosis. Bakteri nitrogen yang hidup bebas yaitu Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum. Bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup dalam akar membentuk nodul atau bintil-bintil akar. Tumbuhan yang bersimbiosis dengan Rhizobium banyak digunakan sebagai pupuk hijau seperti Crotalaria, Tephrosia, dan Indigofera. Akar tanaman polong-polongan tersebut menyediakan karbohidrat dan senyawa lain bagi bakteri melalui kemampuannya mengikat nitrogen bagi akar. Jika bakteri dipisahkan dari inangnya (akar), maka tidak dapat mengikat nitrogen sama sekali atau hanya dapat mengikat nitrogen sedikit sekali. Bintil-bintil akar melepaskan senyawa nitrogen organik ke dalam tanah tempat tanaman polong hidup. Dengan demikian terjadi penambahan nitrogen yang dapat menambah kesuburan tanah.

4.      Bakteri usus

Bakteri Eschereria coli hidup di kolon (usus besar) manusia, berfungsi membantu membusukkan sisa pencernaan juga menghasilkan vitamin B12, dan vitamin K yang penting dalam proses pembekuan darah. Dalam organ pencernaan berbagai hewan ternak dan kuda, bakteri anaerobik membantu mencernakan selusosa rumput menjadi zat yang lebih sederhana sehingga dapat diserap oleh dinding usus
  1. Bakteri fermentasi
Beberapa makanan hasil fermentasi dan mikroorganisme yang berperan
No. Nama produk atau makanan Bahan baku Bakteri yang berperan
1. Yoghurt Susu Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus
2. Mentega Susu Streptococcus lactis
3. Terasi Ikan Lactobacillus sp.
4. Asinan buah-buahan Buah-buahan Lactobacillus sp.
5. Sosis Daging Pediococcus cerevisiae
6. Kefir Susu Lactobacillus bulgaricus dan Srteptococcus lactis

6.      Bakteri penghasil antibiotik

Antibiotik merupakan zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan mempunyai daya hambat terhadap kegiatan mikroorganisme lain. Beberapa bakteri yang menghasilkan antibiotik adalah:

Bakteri merugikan

1.      Bakteri perusak makanan

Beberapa spesies pengurai tumbuh di dalam makanan. Mereka mengubah makanan dan mengeluarkan hasil metabolisme yang berupa toksin (racun). Racun tersebut berbahaya bagi kesehatan manusia. Contohnya:

2.      Bakteri denitrifikasi

Jika oksigen dalam tanah kurang maka akan berlangsung denitrifikasi, yaitu nitrat direduksi sehingga terbentuk nitrit dan akhirnya menjadi amoniak yang tidak dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan. Contoh bakteri yang menyebabkan denitrifikasi adalah Micrococcus denitrificans dan Pseudomonas denitrificans
  1. Bakteri patogen
Merupakan kelompok bakteri parasit yang menimbulkan penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.
Bakteri penyebab penyakit pada manusia:
No. Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan
1. Salmonella typhosa Tifus
2. Shigella dysenteriae Disentri basiler
3. Vibrio comma Kolera
4. Haemophilus influenza Influensa
5. Diplococcus pneumoniae Pneumonia (radang paru-paru)
6. Mycobacterium tuberculosis TBC paru-paru
7. Clostridium tetani Tetanus
8. Neiseria meningitis Meningitis (radang selaput otak)
9. Neiseria gonorrhoeae Gonorrhaeae (kencing nanah)
10. Treponema pallidum Sifilis atau Lues atau raja singa
11. Mycobacterium leprae Lepra (kusta)
12. Treponema pertenue Puru atau patek
Bakteri penyebab penyakit pada hewan:
No. Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan
1. Brucella abortus Brucellosis pada sapi
2. Streptococcus agalactia Mastitis pada sapi (radang payudara)
3. Bacillus anthracis Antraks
4. Actinomyces bovis Bengkak rahang pada sapi
5. Cytophaga columnaris Penyakit pada ikan
Bakteri penyebab penyakit pada tumbuhan:
No. Nama bakteri Penyakit yang ditimbulkan
1. Xanthomonas oryzae Menyerang pucuk batang padi
2. Xanthomonas campestris Menyerang tanaman kubis
3. Pseudomonas solanacaerum Penyakit layu pada famili terung-terungan
4. Erwinia amylovora Penyakit bonyok pada buah-buahan

Rabu, 07 November 2012

 
Rangka tubuh Manusia terbagi atas tiga, yaitu Tengkorak, Badan, dan Anggota badan.
 
Susunan Tulang Secara keseluruhan Tubuh
 
Macam-macam Tulang Pada Tulang Tengkorak.
 
Merupakan Tulang Anggotan badan yaitu jenis Tulang Lengan.
 Banyak Ruas-ruas tulang belakang.
 
jenis Tulang bada yaitu tulang rusuk dan tulang dada
 Jenis tulang anggota badan yaitu tulang Panggul.
Tulang anggota badan yaitu jenis tulang Tungkai.